Salah satu cabang olahraga (Cabor) yang ditarget KONI Kabupaten Kuningan
meraih empat medali emas di acara multi event tersebut yakni Wushu. Target
tersebut masuk akal, sebab salah satu atletnya, Mutia Azzela lolos kualifikasi
PON 2021 di Papua dari Taolu nomor Nando (Golok) dan Jiang Shu (Toya).
Logikanya, dua emas akan diperoleh di Porda.
Untuk mendukung target empat emas, dan kemungkinan baru dipenuhi dua emas
maka sisanya dibebankan pada atlet Sansou (nomor komite). Guna memenuhi target
tersebut, Pengurus Cabang (Pengcab) Wushu Kabupaten Kuningan membuat program
jangka panjang. Tujuanya, supaya target terealiasi.
Program jangka panjangnya yaitu melaksanakan pemusatan latihan daerah
(Pelatda) bagi atlet Sansou. Sedangkan atlet Taolu sekarang sedang melaksanakan
pemusatan latihan PON (PelatPON) di Bandung dan Negara Tiongkok. Pelatda jangka
panjang ini diharapkan dapat mengupgrade atlet lebih berkualitas sehingga mampu
bersaing dengan atlet lainya di Jawa Barat.
“Target empat medali emas itu berat di Porda Tasikmalaya. Namun sebelum
menyerah, harus dijawab dulu dengan program Pelatda. Ketika Pelatda
dilaksanakan, semua kemungkinan bisa terjadi. Artinya, ketika atlet
dipersiapkan dengan matang baik aspek fisik, teknik dan mental bertanding. Maka
medali itu adalah dampak dari Pelatda itu sendiri,” ungkap Ketua Umum Pengcab Wushu Kabupaten Kuningan H. Jajat
Sudrajat kepada seputarkuningan.com, Senin (29/6/2020).
Jika fisiknya bagus, kata Jajat, tekniknya bagus dan mental bertandingnya terbangun menjadi mental baja. Karena sansou adalah komite bertanding dibutuhkan mental juara, tidak mudah menyerah di arena. Maka lawan yang dihadapi akan mudah ditundukan.
"Nah proses itu kita bina dari sekarang sampai
BK, sebagai tolak ukurnya. Jika lolos, maka akan dilaksanakan lagi Pelatda
untuk memenuhi ekspektasi KONI Kabupaten Kuningan yakni medali emas,” papar Jajat.
Kita optimis, masih kata Jajat, target dapat terealisasi. Apabila Pelatda
yang dilaksanakan sesuai dengan program yang sudah dituangkan dalam program
kerja. Selain itu, kita juga melaksanakan evaluasi berkala terhadap
perkembangan atlet. Baik dari aspek fhsykologis, fisik, teknik. Sebab ketiga
aspek itu penting bagi atlet prestasi.
Ditambahkan Bidang Teknik Pengcab Wushu, Asep Abdus Syakur, untuk meningkatkan fisik atlet tahap pertama Pelatdanya dilaksanakan di Kebun Raya Kuningan (KRK). Ada beberapa alasan pemilihan tempat Pelatda.
“Sebelumnya kita melakukan kajian tempat-tempat yang bagus, artinya memiliki daya dukung,”ujar Asep.
Untuk kontur jalan turun naik, sangat mudah ditemukan di wilayah
Kabupaten Kuningan. Sebelumya juga kita melaksanakan latihan fisik di jalan
raya. Hanya kita juga harus mempertimbangkan aspek sefty atawa keselamatan
atlet itu sendiri. Apabila dilaksanakan di jalan raya.
Asep menyebutkan bahwa KRK memiliki kriteria kontur geografis turun naik. Udara
sehat, tidak terlalu banyak kendaraan lalu lalang dari aspek safetynya dan
tempat menginap. Apabila program latihannya membutuhkan menginap di lokasi. Daya
dukung yang tersedia ini menjadi alasan, kenapa Pelatda dilakukan di KRK.
Selain itu ada yang menarik, dikarenakan atlet kita kebanyakan masih sekolah, KRK
memiliki lokasi bermanfaat untuk pengetahuan dengan habitat pohon langka.
"Atlet yang masih sekolah tetunya dituntut
untuk belajar daring karena Covid 19 ini belum sepenuhnya selesai. Nah dengan
adanya proses pembelajaran alam melalui keanekaragaman hayati di kebun raya
atlet pelajar masih dapat belajar banyak. “Jadi seperti pepatah mengatakan
sekali dayung dua pulau terlampaui. Atlet mampu meningkatkan prestasi olahraga,
juga pengetahuan akademiknya tetap terjaga,” pungkas Asep. (Elly Said)
Post A Comment:
0 comments so far,add yours