PESERTA DISKUSI TAHURA SAYANGKAN DESEM DAN RIDHO TAK HADIR
![]() |
Sarukun gelar diskusi dengan tema "Perlukah Status Gunung Ciremai Berubah?" |
Seputarkuningan.com –
Dibentuknya Pansus terkait rencana penurunan status Taman Nasional Gunung
Ciremai (TNGC) menjadi Taman Hutan Rakyat (Tahura), menjadi isu panas ditengah
masyarakat Kabupaten Kuningan khususnya dimasyarakat sekitaran lereng Gunung Ciremai.
Debat diantara pendukung yang Pro Tahura dan TNGC acap kali terjadi, khususnya
saling sindir di sosial media pribadi para pendukungnya.
Menangkap
memanasnya obrolan tentang rencana penurunan status Gunung Ciremai menjadi
Tahura, Organisasi Sarjana Urang Kuningan (Sarukun), dalam diskusi rutin
bulananya mengangkat isu tersebut dengan tema “Perlukah Penurunan Status Gunung
Ciremai?”. Sayangnya, dari 5 pemateri yang diundang untuk mengisi diskusi, 2
narasumber yaitu Wakil Bupati, M Ridho Suganda dan Anggota DPRD Kuningan,
Fraksi PDIP Dede Sembada, memilih tidak hadir dengan beberapa alasan.
Ilham Ramdhani
selaku dewan pembina Sarukun, menyayangkan ketidakhadiran 2 narasumber yang
notabene adalah perwakilan pemerintahan Kuningan. Khususnya kepada Dede
Sembada, yang beralasan bahwa ketidakhadirannya dikarenakan akan melanggar kode
etik, sebab diskusi terkait Tahura akan dibahas dalam ranah Pansus, hingga
seolah tidak elok jika dirinya membahas hal terkait diluar pansus.
“Demi mendalami
materi Tahura, saya sampai stalking
beberapa sosmed dari para tokoh masyarakat di Kuningan. Kenapa Sarukun memilih
mengundang Pak Dede Sembada, karena dari laman sosial media beliau getol sekali
memantik terkait isu Tahura. Bahkan tidak jarang karena kicauannya disosmed
menjadi debat diantara netizen. Tapi sayangnya saat kami fasilitasi diskusi
secara live, Pak Dede tidak hadir dengan alasannya,” terang Ilham dihadapan
puluhan peserta diskusi yang terdiri dari perwakilan organisasi kemahasiswaan
dan kepemudaan.
Kekecewaan
dengan ketidakhadiran narasumber yang diindikasi pro tahura, dirasakan oleh
para peserta yang mengharapkan mendengar penjelasan dari wakil rakyat dan wakil
bupati secara langsung. Karena menurut mereka, penjelasan yang kerap
disampaikan oleh pendukung TNGC dan Tahura tidak cukup jika hanya didiskusikan
melalui sosial media.
“Sarukun
merupakan organisasi yang tidak berafiliasi dengan pihak manapun. Diskusi
bulanan yang kerap kami lakukan juga merupakan hasil dari rereongan (sumbangan,red) para anggota, ada yang 50 ribu, 100 ribu
jadi kegiatan ini murni hasil dari kami. Untuk diskusi lanjutan, mungkin juga
dapat kami lakukan di Gedung DPRD jika diizinkan. Karena Pak Dede, mungkin akan
hadir jika dilakukan digedung dewan. Jika perlu untuk akomodasi acaranya juga
Sarukun yang akan membiayainya,” Sindir mantan Tim Staff Khusus Menteri
Pendidikan itu.
Ditempat yang
sama, dipandu oleh Pipih Rayati selaku moderator, para pemateri menyampaikan
ide dan gagasannya masing-masing. Adapun narasumber yang hadir diantaranya
adalah perwakilan BTNGC, San Andrea selaku kasi Wilayah 1 Kuningan, Dekan
fakultas kehutanan Uniku, Toto Supartono dan Fredrik Amalo dari Forum Pecinta
Alam Kuningan. (Elly Said)
Post a Comment