Seputarkuningan.com - Setelah
sekian lama tak terdengar, Organisasi Kemahasiswaan dan Kebudayaan Daya
Mahasiswa Sunda (Damas) Cabang Kabupaten Kuningan kini hidup dan menggeliat
kembali di jagat pergerakan. Organisasi Mahasiswa tertua di Jawa Barat itu baru
saja melaksanakan acara pelantikan dan pengukuhan kepengurusan cabang di
Kuningan yang bertempat di Studio Utama LPPL Kuningan TV jalan Aruji
Kartawinata No. 3 Kuningan pada Kamis (20/2/2020).
Acara
yang sakral dan khidmat itu diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat (Puseur)
DAMAS, atas hasil musyawarah cabang (gempungan anggota) pada tanggal 17 Januari
2020 di Makaya Café Caracas.
Kepengurusan
Damas Cabang Kuningan periode 2020-2025 disahkan melalui SK DPP Nomor
06/GA-DMS/SK/PUSEUR/II/2020 yang dibacakan oleh Ketua Umum Damas Gani Presa
Wibawa, S.Kom dihadapan hadirin peserta Istrenan (pelantikan) kemarin.
Tampak
hadir para undangan yang terdiri dari unsur Muspida, kepala SKPD, pimpinan
perguruan tinggi, kepala sekolah, para budayawan dan seniman, para mahasiswa
serta sejumlah awak media.
Rangkaian
acara yang terbilang unik dan langka digelar oleh organisasi lain itu menjadi
daya tarik dan mengundang rasa membuat penasaran tamu undangan untuk hadir,
perihal kegiatan tersebut dibuat beberapa segmen acara diantaranya, mulai pagi
sekitar pukul 06.00 Wib calon para pengurus yang akan dilantik melakukan ziarah ke
beberapa pembesar Kuningan seperti Makam Pangeran Arya Kamuning, Adipati
Ewangga, Nyimas Ratu Salawati, Syeikh Maulana Akbar, dan Pangeran Rama Jaksa
Patikusuma. Hal itu dimaksudkan sebagai bagian dari tradisi yang ada di Damas
dalam hal panineungan (mengingat dan menghargai. Red) jasa para
pendahulu dan penguasa Kuningan di abad silam.
Selepas
berziarah, sebelum masuk ke acara pelantikan di Studio Kuningan TV, calon
pengurus dipersilahkan masuk ke ruangan dengan upacara adat urang haturan
sekitar pukul 08.00 di pelataran halaman kantor LPPL Kuningan dipimpin oleh
para alumni damas cabang kuningan.
Acara
pelantikan dimulai sekitar pukul 09.00 dengan lantunan rajah pamuka, prosesi
pelantikan diantaranya membacakan SK oleh Sekjen DPP, pengambilan sumpah dan
janji jabatan pengurus dipimpin oleh Ketua cabang terpilih, penyerahan pataka
organisasi, pengalungan Gordon dan penyematan kujang congkrang Damas oleh tamu
kehormatan Ibu Hj. Yoan Ridho Suganda, dan terakhir pemberian cindera mata dari
DPP kepada para tamu VVIP berupa maskot bueuk (burung hantu. Red)
perlambang pendidikan yang merupakan simbol pada logo Damas.
Ketua
Damas Cabang Kuningan Yaya Sumantri, SAP, MAP menyampaikan rasa terima kasih
dan bangganya kepada DPP yang masih mempercayainya untuk memimpin organisasi
berbasis budaya tersebut, Yaya mengungkapkan sebetulnya dirinya sudah terlalu
tua untuk dikatakan mahasiswa mengingat dirinya bukan lagi mahasiswa seperti
kala dia menjadi ketua Damas angkatan perdana yang saat itu masih menempuh
pendidikan S1.
Namun
terlepas dari itu semua Kang Yaya (Sapaan Akrab Yaya Sumantri. Red)
tetap komitmen dan akan mendarma baktikan diri di Damas sebagai organisasi yang
sudah membesarkan namanya selama ini, Yaya menerima mandat dari DPP tak lain
adalah sebagai tanggung jawab pendiri akan hidup matinya Damas di Kuningan.
Selain itu Yaya menegaskan akan menembalikan masa-masa kejayaan Damas Kuningan
seperti saat pertama kali organisasi itu didirikan pada tahun 2006,
kegiatan-kegiatan besar akan dihelat Damas mulai tahun ini salahsatunya
Festival Jaipongan Klasik dipertengahan tahun semasa liburan sekolah dan
kompetisi aplikasi skala nasional semacam Pokemon Go berburu harta karun namun
berupa pertanyaan sejarah dan wawasan kearifan lokal yang ada di Indonesia.
“Terima
kasih kepada DPP yang masih mempercayai saya untuk menghidupkan kembali Damas
di Kuningan, ini merupakan kehormatan besar sekaligus beban dan tantangan
khusus bagi saya, insya Allah saya bersama para pengurus yang lain akan sekuat
tenaga menjaga dan memelihara Ki Sunda di Kuningan. Tentunya kami tidak bisa
melakukan itu semua tanpa adanya bimbingan, arahan, dan bantuan Pemerintah
daerah, dengan gotong-royong tentunya semua beban akan terasa lebih ringan
karena urusan budaya, masalah kasundaan bukan hanya tugas Damas melainkan
tanggung jawab bersama, dan ini tentang kita semuanya,” ungkap pria yang
menjabat Dewas LPPL tersebut dalam sambutannya.
Menguatkan
sambutan Yaya, Ketua DPP Damas Gani Presa Wibawa, S.Kom. mengungkapkan bahwa
Damas saat jangan lagi diasosiasikan dengan kejadulan, Damas sudah memulai
masuk ke area millennial dan modern interactions, hal itu dibuktikan Damas
mampu bersaing di era digital saat ini. “Tentu saja kita tidak bisa lagi
menggunakan cara-cara yang sesungguhnya tidak lagi relevan digunakan pada jaman
ini dimana semua interkoneksi manusia sudah serba cepat dan tak terbatas, kita
harus bisa ngigelan (mengikuti. Red) jaman dimana kacapi suling,
kendang, dan gamelan semua sudah berbasis elektronik dan aplikasi digital,
Bapak-Ibu bayangkan jika Damas tidak masuk di ruang itu? Maka terjadilah
prediksi tahun 2040 nilai-nilai Sunda tersisa 15% saja di generasi muda kita,
tentu kita tidak mau itu terjadi. Oleh sebab itu Damas sebagai pilar terdepan
pertahanan budaya harus semakin diperkuat baik secara infrastruktur maupun SDM”
tegas pria kelahiran Sumedang itu kepada hadirin.
Bak
gayung bersambut , Bupati Kuningan senada dengan DPP Damas, sambutan yang
dibacakan oleh Kepala Dinas Kominfo Drs. H. Teddy Suminar, MSi. menjelaskan
bahwa Bupati tidak asing dengan Damas sehubungan Pak Acep kuliah dan lama
tinggal di Bandung dan paham betul akan sepak terjang dan betapa besarnya Damas
kala itu, Pihaknya melihatnya Damas sebagai organisasi vital di masyarakat dan
esensinya sangat mendasar bagi pemerintah.
Dalam
sambutannya Bupati menyebutkan beberapa nama-nama besar tokoh Damas yang
dikenalnya dari Gubernur Jabar R. Nuriana, Ginanjar Kartasasmita, Hidayat
Wiradikarta, Abah Iwan Abdurahman, Kang Ibing, Aom Kusman, sampai Rektor Unpad
Prof. DR. Ganjar Kurnia.
“Saya
secara pribadi dan pemerintah daerah menyambut dengan rasa bangga dan teramat
bahagia dengan hidupnya kembali Damas di Kuningan, sudah barang tentu andil
Damas sangat kami rasakan dan nyata kami sangat terbantu terutama dalam hal
pelestarian seni, bahasa, sejarah, dan budaya. Saya percaya kepada Damas karena
memang Damas itu lahir murni dari gerakan mahasiswa yang kritis, kompak dan
visioner, tidak banyak malah hampir tidak ada lagi organisasi kader yang
seperti Damas sehingga masyarakat mudah mengenal dan mengingatnya, tapi yang
lebih mengesankan adalah gerakannya ikonik dan memang beda dari yang lain” narasi
teddy membacakan naskah sambutan Bupati yang masih dalam perjalanan pulang
umroh saat itu.
Di
akhir acara bersejarah itu DPP Damas membagikan kenang-kenangan boneka maskot
Damas kepada Ibu Wabup, Kadis Kominfo, utusan DPRD, dan Direktur LPPL Pandu
Hamzah, dilanjutkan foto bersama dan di panggung studio Kuningan TV.
Dengan
hidupnya kembali Damas kita tunggu gebrakan-gebrakan besar ke depan di bawah
tangan dingin aktivis senior Yaya Sumantri di Kuningan. (Elly Said)
Post A Comment:
0 comments so far,add yours